Sejarah adalah bagian dari kehidupan yang acap kali tercecer, tak dihiraukan orang, bahkan ada yang merasa tak perlu dilongok ulang karena sia-sia. Namun, izinkan saya untuk menyatakan, sejarah adalah peristiwa masa lalu yang memproduksi sekian banyak kearifan untuk masa depan.
Dengan kata lain, masa depan tidak berdiri sendiri dan terjadi secara ujug-ujug, tetapi bagian dari akibat peristiwa yang telah terjadi di masa lalu. Oleh sebab itu, mengapa tidak kita siapkan sekian banyak masa depan dengan tetap melongok masa lalu, agar masa depan yang kita raih lebih baik dalam kehidupan yang lebih bermakna.
Agaknya, atas dasar pemikiran tersebut pelajaran sejarah masih sangat pantas untuk diajarkan di sekolah, agar peserta didik belajar berlogika bahwa setiap peristiwa selalu berkelindan dengan peristiwa yang lain membentuk suatu hubungan sebab akibat yang sering kali sangat unik, sangat mengesankan untuk dikaji, dan memiliki makna yang dalam bagi pembelajaran kehidupan.
Sayang, mata pelajaran sejarah sampai sekarang hanya dipandang sebelah mata sebagai mata pelajaran hafalan. Benarkah? Jika Anda menjawab ya, maka termasuk dari mereka yang mendapat pembelajaran sejarah sekadar tahu peristiwa sejarah, bukan memahami peristiwa sejarah dengan menggunakan logika berpikir kausalitas, dan memahami peristiwa demi peristiwa secara prosesual.
Dengan kata lain, masa depan tidak berdiri sendiri dan terjadi secara ujug-ujug, tetapi bagian dari akibat peristiwa yang telah terjadi di masa lalu. Oleh sebab itu, mengapa tidak kita siapkan sekian banyak masa depan dengan tetap melongok masa lalu, agar masa depan yang kita raih lebih baik dalam kehidupan yang lebih bermakna.
Agaknya, atas dasar pemikiran tersebut pelajaran sejarah masih sangat pantas untuk diajarkan di sekolah, agar peserta didik belajar berlogika bahwa setiap peristiwa selalu berkelindan dengan peristiwa yang lain membentuk suatu hubungan sebab akibat yang sering kali sangat unik, sangat mengesankan untuk dikaji, dan memiliki makna yang dalam bagi pembelajaran kehidupan.
Sayang, mata pelajaran sejarah sampai sekarang hanya dipandang sebelah mata sebagai mata pelajaran hafalan. Benarkah? Jika Anda menjawab ya, maka termasuk dari mereka yang mendapat pembelajaran sejarah sekadar tahu peristiwa sejarah, bukan memahami peristiwa sejarah dengan menggunakan logika berpikir kausalitas, dan memahami peristiwa demi peristiwa secara prosesual.